Demikian adanya hati
Sudah pernah dan sering hancur karena mencintai
Walau pernah terkhianati hingga menutup diri
Hingga beberapa masa, aku merasa jera dan takut memulai lagi.
Lalu entah dari jalan mana engkau yang asing singgah di sini
Dari jarak yang jauh engkau mulai ku kagumi
Bercerita tentang rasa lewat puisi
Hingga malam mulai tak lagi sepi
Hingga setiap pagi layaknya bak musim semi
Sekali lagi aku menjadi dungu
Aku terlalu dini berharap gayuh bersambut
Bahkan aku terlalu percaya diri, bahwa hatimu juga tertaut
Sedangkan jauh bumi dari langit yang berpelangi lembut
Aku kemudian sempat menarik diri dari kenyamananmu
Aku takut tak bisa kembali karena tenggelam dalam rasaku
Hingga menyiksa dirimu dengan harapan yang tak tentu
Tertawan olehku yang tak mampu memberikanmu genggaman nyataku
Ketahuilah..
Aku selama ini remuk dan rapuh karna menahan rinduku
Sekian waktu aku telah mencoba menjadi batu
Aku mencoba tak peduli dengan rasa yang ingin melihatmu
Namun semakin aku membuang diri dari rasa padamu
Semakin aku terbantai dan terbelenggu waktu
Kini engkau hadir kembali penaka ratu
Dan aku tak mampu menahan untuk tidak menyambutmu
Karna aku juga ingin, namun sekali lagi aku terlalu pengecut untuk mengabarkanmu
Bahwa ada hati yang tak pernah melupakanmu
Bahwa ada hati yang selalu mengharapkanmu
Bahwa ada hati yang setiap saat tercabik-cabik karna meng-inginkanmu
Bantulah aku..
Aku kini tersesat dalam perasaanku sendiri
Aku ingin memilikimu, namun aku tau engkau meragukanku
Aku ingin bersamamu, namun aku tau, aku hanya tempat persinggahan sepimu
Kabarkanlah padaku, harus aku apakan hatiku?